Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Rabu, 16 November 2016

Bukit Bai' Rangao



Bukit Bai’ Rangao adalah salah satu  objek wisata yang terdapat dipedalaman Kabupaten Kapuas Hulu di Provinsi Kalimantan Barat yang terletak di sebuah desa yang diberi nama desa Salin. Dimana sekarang ini Bukit yang mampu menampilkan keindahan warna di alam tanah dayak ini sering menjadi tempat rekreasi bagi penduduk setempat dan sekitarnya. Selain itu Bukit Bai’ Rangao termasuk dalam TNBK (Taman Nasional Betung Karihun) yaitu sebuah Organisasi yang melindungi hutan dan berbagai cagar alam yang hampir punah seperti Burung Enggang, tringgiling dan hewan serta tumbuhan yang ada diwilayah Kabupaten Kapuas Hulu. Seperti yang diketahui oleh masyarakat setempat, Bukit yang menjulang tinggi ini diambil dari nama seorang kakek yang terkenal kuat didesanya yaitu Bai’ (kakek) Rangao.

Konon diceritakan secara turun temurun dari nenek moyang kami, awal terbentuknya Bukit ini adalah menceritakan sebuah kisah hidup seorang laki-laki yang dikenal sangat kuat didesa Salin. Rangao adalah salah satu keturunan Samagat, yang artinya adalah raja atau orang tertinggi yang harus dihormati ddalam sebuah desa.

Keluarga Bai’ Rangao sangat terpandang dan dihormati serta dikenal baik oleh warga setempat. Ia adalah putra bungsu dari 3 bersaudara dan ia adalah satu-satunya anak laki-laki didalam keluarganya.
Dari kecil Bai’ Rangao sangat disayang oleh kedua orangtuanya sehingga membuat dirinya menjadi seseorang yang sombong, angkuh dan sifat-sifat yang tidak menyenangkan masyarakat setempat hingga ia tumbuh dewasa.  Oleh karena tabiat yang tidak baik Bai’ Rangao sering melakukan hal-hal buruk, memukul dan menghina warga miskin sudah menjadi kebiasannya setiap hari. Lebih buruknya, ia sering menodai anak-anak gadis didesanya.

Setiap warga yang melintas dilingkungan rumahnya tidak diperbolehkan melewati bahkan menginjak halaman rumahnya. Jika ada yang melanggar larangannya mereka atau orang tersebut harus diberi hukuman. Mereka harus membayar dengan segala harta benda yang dimilikinya seperti Gong, Tepak dan barang-barang berharga lainnya.

Dengan sifat dan tingkah laku yang tidak baik Bai’ Rangao mendapat julukan oleh warga dengan sebutanBai’ Abongkalang yang artinya Kakek yang paling jahat.
Oleh karena sering melakukan kejahatan dan tindakan yang semena-mena terhadap masyararakat, warga desa mulai merasa bosan dan membencinya. Dan mereka berencana untuk menghukum Bai’ Rangao. Hingga suatu hari, para warga berkumpul dan membuat rencana untuk memberi hukaman yang paling tepat dan upaya untuk menyingkirkan Bai’ Rangao dari desa mereka. Selain itu mereka juga berencana membuat Lungun (peti mati) seukuran Bai’ Rangao. Setelah Lungunnya sudah jadi masyarakat setempat berpura-pura mengumumkan barang siapa yang cukup dilungun tersebut dia akan mendapatkan banyak harta dan hidupnya akan selalu dipuja. Satu per satu masyarakat mencoba masuk kedalam lungun tersebut dan tidak satu pun diantara mereka yang muat. Hingga pada akhirnya giliran Bai’ Rangao, ia sempat menolak dan mencurigai bahwa itu adalah jebakan, tetapi masyarakat juga tidak mau kalah merayunya dan akhirnya ia pun mau masuk kedalam lungun tersebut. Ketika ia masuk dan merebahkan dirinya kedalam lungun yang memang dibuat untuknya dengan ukuran yang tepat, dengan sigap masyarakat bergerak mengikatnya dan menutup peti itu meski Bai’ Rangao meronta sehingga lungun itu pun sempat terlempar ketanah dikarenakan kekuatan ilmu yang dimilikinya sangat kuat. Tetapi karena kerja sama yang sangat kuat oleh warga, mereka berhasil menangkap dan mengikatnya dan menutup lungun tersebut.

Setelah kejadian penangkapan itu terlaksana, warga kembali menyepakati untuk membuat lungun beserta Bai' Rangao ketengah hutan belantara yang jauh dari pemukiman mereka. Akhirnya dengan berbondong-bondong mereka mengangkat peti itu setelah dipastikan tak ada lagi pergerakan dari dalam peti, dan Bai' Rangao dianggap juga masih hidup. Dengan melewati jalan setapak yang terjal dan jarak yang cukup jauh didalam hutan warga berhasil mengantar peti itu dan meninggalkannya disana. Tak lama mereka pun pulang kembali ke perkampungan. Selang beberapa waktu datanglah angin ribut dan guntur petir melanda perkampungan itu, masyarakat pun menjadi takut karena kemarahan alam yang mereka sangka adalah kemurkaan Tuhan karena sudah membuang dan membunuh Bai' Rangao.

Keesokan harinya, adalah salah satu warga yang bermimpi tentang Bai' Rangao. Didalam mimpinya Bai' Rangao yang penuh penyesalan atas perbuatannya selama ini berpesan jika ia mati ia akan berubah menjadi sebuah Bukit yang akan melindungi warganya. Dengan rasa penasaran semua warga bergegas pergi menuju tempat dimana lungun beserta Bai' Rangao dibuang. Sesampai disana mereka sungguh terkejut ketika mendapati sebuah bukit menjulang tinggi terletak tepat dimana mereka meletakan lungun ditengah hutan.

Singkat cerita dengan terjadinya kejadian tersebut, seluruh warga memberi nama bukit itu adalah Bukit Bai' Rangao. Yang diangga sebagai pencitraan dari Bai' Rangao serta mimpi dari salah satu warga.

Demikian cerita legenda dari masyarakat desa Salin mengenai asal usul Bukit Bai' Rangao. Bukit itu memang ada dan terletak dipedalaman desa dayak kapuas hulu. Bukit itu kini tegak berdiri menutupi desa Salin dengan punggung bukitnya yang luas dan tinggi.

Jika teman-teman ingin berkunjung dan menikmati keindahannya, datang saja kesana dengan syarat harus patuh pada pantangan dengan bersikap baik dan tidak berkata kurang baik, kalian akan disambut dengan keramah-tamahan suku desa Salin . Selain itu diperlukan waktu 2 hari perjalanan dengan menapaki medan yang sedikit kurang bersahabat karena belum sepenuhnya tersentuh oleh tangan-tangan pemerintah. Bahkan anak-anak yang masih usia sekolah tidak bisa menikmati indahnya bangku sekolah karena diusia yang masih muda mereka banyak yang telah menikah. Serta barang-barang yang dijual disana harganya sungguh diatas normal dan sangat susah ditemui dikarena para pedagang hanya ada ditepian sungai kapuas.

Demikianlah kisah dari suku dayak desa Salin. Saya berharap suatu hari nanti siapa pun pemimpin kita harap sedikit banyak menjenguk masyarakat pedalaman yang masih berada dalam keterasingan dan membantu mereka untuk Indonesia yang lebih maju.


LESTARIKAN ALAM DAN ADAT ISTIADAT DAYAK


INDONESIA MAJU, INDONESIA MERDEKA


SAY NO TO DRUGS!!